Dalam wawancara, pasti tidak asal-asalan, disini akan saya sampaikan sepuluh tahap wawancara yang saya kutip dari sebuah buku. Sepuluh tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jelaskan maksud wawancara.
Wawancara
tanpa tujuan yang jelas cenderung akan ngalor-ngidul tidak menentu. Tujuannya
harus diketahui oleh kedua belah pihak.
2. Lakukan riset latar belakang.
Pelajari
kliping berita di perpustakaan tentang orang yang akan diwawancara atau topik
yang akan dibicarakan. Dalam banyak tulisan anda harus menghubungi banyak
orang. Anda akan mewawancarai keluarga, teman, kolega,atau malah saingan dari
orang yang Anda wawancarai.
3. Ajukan, biasanya melalui telepon,
janji untuk wawancara.
Jelaskan
tujuannya. Bersiaplah untuk “menjual” gagasan tulisan Anda bila orang yang
ingin anda wawancarai itu tidak antusias.
4. Rencanakan strategi wawancara anda.
Susun
pertanyaan menurut rencana yang anda ingin tanyakan. Dengan riset latar
belakang seharusnya Anda tahu jalan terbaik untuk menuju suatu topik. Jika orang yang Anda hadapi itu dikenal sebagai
pendiam atau suka mengelak, carilah sedapatnya tentang hobi, opini, minat, dan
lainnya sehingga Anda bisa bicarakan bersama dengan topik yang ingin Anda
bahas.
5. Temui responden Anda.
Ulangi
maksud wawancara. Perkenalkan diri dan juaal gagasan Anda sekali lagi. Gunakan
komentar-komentar untuk mencairkan suasana-ice
breaker.
6. Ajukan pertanyaan serius Anda yang
pertama.
Mulailah
dengan topik yang menguatkan ego orang yang diwawancara. Ciptakan suasana yang
serasi dalam konservasi.
7. Lanjutkan menuju inti dari
wawancara.
Dengarkan.
Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam.
8. Ajukan pertanyaan-pertanyaan keras
(yang sensitif dan menyinggung) bila perlu.
Namun
simpanlah pertanyaan-pertanyaan demikian untuk akhir wawncara.
9. Pulihkan, bila perlu, dampak dari
pertanyaan-pertanyaan keras itu.
10. Akhiri dan simpulkan wawancara Anda
Dikutip dari :
Ishwara Luwi, Jurnalisme Dasar, (Jakarta:Kompas, 2011), h 114-116
0 Komentar untuk "Sepuluh Tahap Wawancara"