Skeptis, itu adalah ciri khas Jurnalisme



“Skeptis itulah ciri khas jurnalisme. Hanya dengan bersikap skeptis sebuah media dapat hidup”

Tom Friedman, dari New York Time mengatakan bahwa skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah ditipu. Seorang yang skeptis akan berkata : ”Saya kira itu tidak benar. Saya akan menceknya.” Lain halnya dengan sikap sinis. Orang yang sinis selalu merasa bahwa dia sudah mempunyai jawaban mengenai seeorang atau peristiwa yang dihadapinya. Ia akan berkanata: “Saya yakin itu tidak benar. Itu tidak mungkin. Saya akan menolaknya.”
            Jadi, inti dari sikap skeptis adalah keraguan. Keraguan membuat orang bertanya, mencari, sampai mendapatkan kebenaran. Sebaliknya, inti dari sikap sinis adalah ketidakpercayaan. Dia akan menolak, tidak bertindak. Habis perkara!
Untuk menolak sifat sinis, kita harus menanamkan naluri skeptis yang kuat. Sebagai wartawan yang bertugas mencari kebenaran, kita harus meragukan, bertanya, menggugat, dan tidak begitu saja menerima kesimpulan-kesimpulan yang umum. Pengarang Oscar Wilde berkata bahwa sifat skeptis adalah awal dari kepercayaan, sedangkan orang yang sinis adalah orang yang tahu mengenai harga (price) segala sesuatu, tetapi sama sekali tidak tahu mengenai nilai (value) aa pun. Malah, Vartan Greogian dari Brown University mengatakan bahwa sikap sinis adalah kegagalan manusia yang paling korosif karena menyebar kecurigaan dan ketidakpercayaan, mengecilkan arti harapan dan merendahkan nilai idealisme.
Dikutip dari :
Ishwara Luwi, Jurnalisme Dasar, (Jakarta:Kompas, 2011), h 1


           
0 Komentar untuk "Skeptis, itu adalah ciri khas Jurnalisme"

Back To Top